
Koordinator lapangan,
Muhammad Haikal mengungkapkan, ada temuan masyarakat ketua PPK Pulau Ternate Sabaha
terlibat dalam politik praktis sehingga dianggap tidak netral. Sabaha dianggap
menjadi koordinator tim salah satu pasangan calaon. Bahkan salah satu kepala
SKPD pernah datang di rumah Sabaha dengan alasan silaturrahmi.
Meski demikian, Haikal
mengakui, pembuktian untuk itu tidak terlalu faktual sehingga belum dapat
didorong ke tim hukum Sidik-Jasman untuk diproses. Sabaha juga dituding
terlibat dalam kampanye pasangan calon tertentu. Faktanya, menjelang
rekapitulasi atau H min 2, Sabaha diketahui terlibat kampanye salah satu
pasangan calon. “Sabaha terlibat kampanye menggunakan kaos bergambar nomor urut
2,” ujar Haikal.
Disamping itu, Sabaha
disebut-sebut menyampaikan bahasa provokatif kepada masyarakat dengan kalimat
jorok terhadap pasangan calon tertentu. “Saat ini tim kuasa hukum Sidik-Jasman
sedang memproses kasus Sabaha sebagai pelanggaran administrasi,” ungkap Haikal.
Dengan sejumlah kasus
yang melilitnya, tim Sidik-Jasman meminta Sabaha tak boleh memimpin rapat pleno
rekapitulasi. Haikal mengaku, kedatangan mereka bukan suruhan kelompok
tertentu, tapi atas inisiatif mereka sendiri. “Kalau ada pimpinan SKPD yang
datang di rumah Sabaha di Loto dengan alasan silaturrahmi, maka netralitas dan
integritas Sabaha selaku ketua PPK Pulau Ternate patut diragukan,” tandas
Haikal. (jun)