TERNATE-Kadispenda
Kota Ternate, Ahmad Yani Abdurrahman saat didatangi wartawan di kantornya
menolak diwawancarai bahkan mengusir wartawan. Awalnya upaya wawancara terhadap
adik Wali Kota Ternate Burhan Abdurrahman itu, namun ia tidak berada di ruang
kerja. "Pak Kadis baru saja keluar dari kantor, nanti jam 3 sore datang
lagi kesini," tutur salah satu staf Dispenda
Berselang
beberapa jam kemudian, sejumlah wartawan mendatangi Kadispenda untuk
dikonfirmasi, namun ia memerintahkan stafnya menyampaikan, dirinya menolak
diwawancarai dengan alasan masih ada pertemuan dengan stafnya. "Saya sudah
sampaikan ke pak Kadis kalian (wartawan) mau wawancara, tapi pak Kadis
sampaikan masih
rapat, jadi belum bisa diwawancarai," ungkapnya.
Tidak sampai
disitu, Kedispenda yang mengetahui wartawan masih berada di lingkungan kantor, memerintahkan
stafnya mengusir wartawan. "Pak Kadis bilang ngoni kaluar dulu, karena
tong mo apel. Jadi kaluar dari sini dulu," cetusnya.
Sekretaris
Daerah Kota Ternate M Tauhid Soleman tidak meyakini jika paket kiriman narkoba
dialamatkan kepada Kepala Dinas Pendapapatan Daerah (Dispenda) Kota Ternate
Ahmad Yani Abdurrahman, yang ditemukan Direktorat Narkoba Polda Maluku Utara dalam
kamar pelaku berinisial MP, milik Kedispenda. "Itu
sangat tidak mungkin
kalau paket kiriman itu milik kadispenda, bukan milik dia," kata M Tauhid
Soleman kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (21/11).
Menurutnya,
paket kiriman yang ditulis beralamat ditujukan kepada Kadispenda hanya
merupakan jebakan yang dilakukan pelaku narkoba untuk
memuluskan pengiriman paket. "Itu bisa saja hanya ditulis, sehingga tidak
ada kecurigaan. Karena sangat tidak mungkin kiriman itu milik dia (Kadispenda),"
ujarnya.
Dikatakan
sesuai informasi beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup
pemerintah Kota Ternate sudah menjadi target pihak kepolisian, karena dicurigai
menggunakan narkoba. Sehingga, paket tersebut hanya jebakan pelaku nerkoba. "Ada
beberapa PNS yang menjadi target, karena suka konsumsi narkoba. Pasti banyak
yang pake narkoba, tapi bukan pak Kadis," katanya.
Ia
menjelaskan, Kadispinda tidak bersedia diwawancarai wartawan lantaran
Kadispenda merasa kiriman paket yang dialamatkan kepadanya bukan miliknya.
"Dia tidak mau berkomentar karena bagi dia kiriman itu bukan milik dia,
jadi wajar kalau dia tidak mau berikan komentar," imbuhnya. (aky)