![]() |
Bupati Muhammad Kasuba dan Istri |
LABUHA-Pemungutan Suara Ulang
(PSU) di desa Liaro Kecamatan Bacan Timur Selatan pada Sabtu (12/12) diwarnai
aksi protes Istri Bupati Halsel, Nurdiana Joisangaji. Ia memprotes belasan
pemilih dibawah umur yang masuk DPT. Nurdiana yang datang di TPS, memarahi
petugas KPPS dan aparat kepolisian.
Istri Bupati ini mengamuk setelah mengetahui
beberapa pemilih dibawah umur tidak dibolehkan mencoblosan. Ia mempertanyakan,
kenapa tidak dibolehkan belasan warga itu mecoblos padahal nama mereka masuk
dalam DPT. “Ada yang kelahiran 1998 dibolehkan mencoblos tapi ada yang tidak
dibolehkan,” katanya dengan nada tinggi.
Nurdiana mendesak nama-nama anak dibawah umur
yang masuk DPT diberikan hak moncoblos. “Ini kan hak mereka kenapa tidak
diperbolehkan. Kalian penyelenggara yang buat kan, kalian yang memasukkan nama
mereka dalam DPT kenapa tidak membolehkan,” semprotnya.
Nurdiana dengan suara lantang menuding aparat
kepolisian tidak netral. Menurutnya, polisi sebagai pengayom masyarakat
mestinya melindungi masyarakat bukan menghalangi dan membatasi masyarakat yang
akan menyalurkan haknya. “Saya PNS digaji dengan uang rakyat begitu juga kalian
harus melindungi masyarakat,” ujarnya menggurui.
Tak hanya marah, Nurdiana yang ngotot
mempertahankan anak dibawah umur masuk dalam DPT harus diberikan hak untuk
mencoblos. Dengan nekad, Nurdina mengaku siap ditembak mati tak akan keluar
dari lokasi TPS tempat mencoblos. “Saya tidak akan keluar dari lokasi TPS, dan
saya siap ditembak mati,” ujar di depan aparat kepolisian.
Tak hanya kepada polisi yang berjaga di TPS, isteri
bupati Muhammad Kasuba ini sempat beradu mulut dengan Wakapolres dan
Kasatlantar Polres Halsel. Padahal niat wakapolres dan Kasatlantas menjelaskan
baik-baik, bahwa tugas polisi hanya keamanan. Beruntung adu mulut dengan sang
perwita tak berlangsung lama, setelah Bahrain Kasuba menenangkan Nurdiana.
Nurdiana akhirnya dihalau keluar dari TPS
karena dianggap memancing dan memanas-manasi suasana. Meski begitu, ia tetap
berada dalam TPS hingga pencoblosan selesai. Usai insiden, pemilih dibawah umur
yang tidak diberikan hak memilih dikumpulkan untuk foto bersama. Entah mau
dibawa kemana. Meski situasi sempat memanas, PSU berjalan aman dan lancar
hingga selesai.
Sesuai hasil perhitungan PSU, pasangan calon bupati
dan wakil bupati nomor urut 4 Bahrain Kasuba-Iswan Hasjim (Bahrain-Iswan) meraih
suara terbanyak sebanyak 385 suara. Sementara pasangan nomor urut 1, Amin Hi
Achmad-Jaya Lamusu (Amin-Jaya) meraih 73 suara, pasangan nomor urut 2, Posen Hi
Sarfa-Sagaf Hi Taha (Ponsen-Sagaf) hanya meraih 2 suara, sementara pasangan
nomor urut 3 Rusihan Jafar-Beny Parengkuan tidak memperoleh suara.
PSU yang berlangsung di basis pasangan calon
Bahrain-Iswan ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Puluhan anggota
Polres Halsel dan Brimob Kelapa Dua Jakarta dikerahkan mengawal pelaksanaan
PSU. Kehadiran aparat kepolisian dipimpinan langsung Wakapolres Halsel, Kompol
Setyo Agus Hermawan bersama beberapa perwira lain. Meski sempat tegang akibat
adanya protes yang dilakukan istri bupati Kasuba, namun PSU berlangsung lancar
dan tertib hingga perhitungan suara. Ketua KPU Halsel Syukur M Saleh dan Ketua
Panwaslu Halsel Ikbal kadoya juga ikut memantau langsung pelaksanaan PSU
Amatan koran ini, pelaksanaan PSU, warga yang
masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) ternyata ada yang dibawah umur. Hal itu
diketahui saat KPPS membacakan nama-nama mereka untuk mencoblos. Data yang dihimpun menyebutkan, anak dibawah
umur yang masuk DPT sekitar 13 orang. Mereka terpaksa digugurkan dan tidak
dibolehkan mencoblos. “Iya mereka tidak boleh mencoblos karena masih dibawah
umur,” tutur ketua Panwaslu Halsel Ikbal Kadoya saat nama-nama mereka
dibacakan.
Akhirnya belasan anak dibawah yang masuk DPT tidak
diperbolehkan melakukan pencoblosan. Pada pelaksanaan PSU itu, hanya sampai
pada perhitungan suara, tidak dilakukan rekapitulasi. “Kita cuma sampai perhitungan,
rekapnya atau pengisian formnya nanti di Labuha. Selesai perhitungan kita
langsung bawah kotak dan plano, saksi dan KPPS juga kita ikut bawah ke Labuha
untuk melakukan tahapan selanjutnya. Ini kita lakukan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan seperti sebelumnya,” tandasnya.
Dalam PSU ini, semua kekuatan Bahrain-Iswan
dkerahkan. Sejumlah pejabat Pemda berada di lokasi PSU. Beberapa diantaranya
yakni Kadis Pendidikan Saban Ali, Kadis PU dan Kimpraswil Samsi Subur, Kepala
BKD Jusmin Dahlan dan beberapa PNS lain. Kehadiran mereka di desa Liaro
menggunakan fasilitas daerah.
Data yang diperoleh menyebutkan, para pejabat
ini datang menggunakan fasilitas pemda diantaranya speedboat milik Dinas
Pertambangan dan Speed Boat milik Dinas Perhubungan. Selain itu, calon bupati
Bahrain Kasuba bersama timnya ikut hadir dilokasi TPS, begitu juga Kabag Umum
Setda Halsel, Nurdiana Joisangaji yang juga istri Bupati Halsel. Yang
bersangkutan sempat mengamuk di TPS memprotes tidak dibolehkan anak dibawah
umur yang masuk dalam DPT untuk mencoblos. Meski Bahrain-Iswan menang dalam
PSU, namun hasil akhir tak mempengaruhi kemenangan Amin-Jaya. (wan)