
Kapita Hiri ini menegaskan, apa pun yang
terjadi, dia bersama masyarakat adat Hiri tetap membela Boki Nita berdasarkan hukum
adat Kesultanan Ternate. "Apa yang disampaikan Kapolda tentang kasus
penipuan dan penggelapan asal usul anak kembar (Kolano Maduru) sebenarnya apa, dan
apa yang digelapkan. Sekali lagi saya katakan, kami perangkat adat dan Balakusu
sekano-kano tidak main-main, perlu digaris bawahi, jiwa dan raga kami menjadi
taruhannya. Buktikan saja kalau dipasakan, sebab Ternate adalah negeri bertuan
dan Ternate adalah negeri para wali," tegasnya.
SAJA meminta Polda Malut segera menangkap
Munir Tomagola cs yang diduga sengaja merekayasa pelantikan Pelaksana Tugas
Kesultanan Ternate dengan mengangkat tangan mendiang sultan Ternate ke-48
serta mengambil jari jempol disebuah surat yang diduga direkayasa seakan
Munir Tomagola pelaksana tugas keslutanan Ternate. "Kami meminta kepada
Zulkarnain Soleman agar mengakui dan mepertanggungjawabkan apa yang diperbuat
dengan memfitnah Boki Nita dan Kolano Maduru ke-49 yang telah merusak tatanan
adat," cetusnya.
Ditegaskan, Munir Tomagola dengan sengaja
melantik Buchari sebagai Kapita Lao yang dinilai ilegal. "Kami minta
Kapolda menangkap provokator perobekan bendera hitam/bendera rakyat adat
kesultanan seperti Jana Do Anas," tukasnya. SAJA menduga, dalam proses
perkara Boki Nita, diduga kuat ada unsur rekayasa dalam pengambilan tes DNA
oleh Penyidik Polda Malut (Hengki). (zs)